DPR Sesalkan Penertiban Komunitas Perpustakaan di Bandung
Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana menyesalkan penertiban Komunitas Perpustakaan Jalanan oleh Kodam III Siliwangi di Taman Cikapayang Dago, Kota Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini. Diduga, penertiban ini disertai dengan aksi pemukulan. Menurutnya, penertiban ini tidak dapat dibenarkan.
“Kegiatan kreatif komunitas yg mengarah pada pencerdasan termasuk peningkatan minat baca kan seharusnya perlu didukung,” kata Dadang, dalam pesan singkatnya kepada Parlementaria, Selasa (23/08/2016).
Menurut politisi F-Hanura itu, kegiatan Komunitas Perpustakaan Jalanan yang menggelar lapak perpustakaan itu cukup positif. Dengan itu membuat persepsi masyarakat menjadi positif dan membuktikan kaum muda juga menggemari buku.
“Jadi kalaupun ada kecurigaaan dengan geng motor yang dihawatirkan memanfaatkan aktivitas perpustakaan jalanan, ya jangan kemudian dilakukan penggusuran apalagi dengan pemukulan,” kecewa Dadang.
Politisi asal dapil Jawa Barat itu berharap kasus penganiyaan yang disinyalir terjadi itu, dapat diusut hingga tuntas. Ia pun berharap, kejadian seperti ini tak terulang kembali.
Mengutip dari berbagai media online nasional, diketahui bahwa Komunitas Perpustakaan Jalanan ini kerap menggelar lapak baca setiap Sabtu malam di Taman Cikapayang mulai pukul 19.00 WIB hingga 24.00 WIB. Salah satu pengurus komunitas ini mengaku saat aktivitas serupa sering diusir personel TNI, namun sebelumnya tidak pernah menggunakan kekerasan fisik.
Salah satu pengurus mengaku, saat malam kejadian, tiba-tiba datang dua truk TNI, satu mobil polisi militer, mobil preman, dan sepeda motor. Setidaknya ada 50 personil membawa senjata api dan pentungan rotan.
Kala itu, di sebelah lapak Perpustakaan Jalanan hadir klub motor yang tengah nongkrong. Mereka langsung bubar dengan motornya, namun anggota Perpustakan Jalanan yang saat itu berjumlah lima orang tidak bisa langsung membubarkan diri, mereka membereskan buku, poster dan spanduk yang mereka bawa terlebih dahulu.
“Kalau klub motor kan tinggal pergi, kita mah ada yang harus diberesin dulu. Terus ada yang bilang 'Udah yang lagi jualan diam aja'. Disangkanya kita jualan, ya disuruh diam, kita diam. Tiba-tiba ada seorang pakai baju preman mukul teman saya pakai HT (handy talky-red). Mukul sambil bentak-bentak 'bubar-bubar’,” tutur salah satu pengurus yang namanya tak mau disebut itu.
Menanggapi tudingan pemukulan itu, kata Kapendam III Siliwangi Letkol Desi Ariyanto mengaku pihaknya memberikan kesempatan kepada mereka melapor ke Denpom bila saat kegiatan patroli itu ada oknum prajurit memukul guna tindaklanjuti sesuai aturan berlaku.
"Tidak ada prajurit TNI dalam hal ini Kodam III Siliwangi yang melakukan tindak pemukulan. Beberapa anak muda yang berkumpul malah membentak-bentak petugas yang sedang melaksanakan penertiban," kata Ariyanto. (sf) Foto: Azka/mr.